Kita korbankan kesehatan untuk mendapatkan kekayaan
Kita berencana, bekerja dan menumpuk simpanan
Kemudian kita korbankan kekayaan untuk memperoleh kembali kesehatan
Dan yang sering kita dapatkan hanyalah kuburan
Kita berencana, bekerja dan menumpuk simpanan
Kemudian kita korbankan kekayaan untuk memperoleh kembali kesehatan
Dan yang sering kita dapatkan hanyalah kuburan
Kita hidup dan bangga atas harta simpanan
Kita mati, lalu hanya mendapatkan nisan
Saat diberi nasehat untuk mengutamakan kesehatan
Alasannya “ TIDAK ADA UANG”
ADA pun, dikatakan TIDAK ADA
Saat penyakit menggerogoti dan menghabiskan banyak biaya
TIADA UANG PUN HARUS DICARI SAMPAI ADA
Saat diminta untuk meluangkan waktu untuk menjaga kesehatan
SENGGANG PUN DIKATAKAN SIBUK
Tapi…….
Saat malaikat pencabut nyawa datang menjemput
SESIBUK APAPUN HARUS IKUT !!!
Rasanya benarlah apa yang dipesankan oleh puisi diatas.
Kita sibuk dari pagi sampai malam demi mengejar kekayaan tapi mengabaikan kesehatan
Ketika penyakit sudah datang, hilanglah semua harta untuk menebus kembali kesehatan.
Tapi kebanyakan sudah terlambat.
Kita baru sadar ketika ada teman dekat atau kerabat yang wafat karena penyakit jantung, stroke, diabetes dan berbagai penyakit lain, yang mungkin saja kitapun mengidapnya.
Namun kesadaran itu biasanya hanya sesaat, seiring datangnya kesibukan, kitapun abai lagi tentang kesehatan.
Mari sebelum terlambat, pedulilah pada kesehatan Anda.
Nikmati sisa usia kita dengan kesehatan yang prima.
Karena banyak kita lihat orang paruh baya dan belum terlalu tua sudah harus bertongkat atau bahkan terbaring lumpuh akibat stroke atau penyakit lainnya.
Menyedihkan…
Semoga kita bisa terhindar darinya….
Kalau bukan kita siapa lagi yang harus peduli pada kesehatan kita sendiri.